Konflik Militer Kesannya Berakhir Jawaban Peristiwa Alam
Kian majunya perkembangan teknologi mengakibatkan insan dapat melaksanakan hal-hal yang dulunya tidak mungkin untuk dilakukan. Namun sekuat apapun insan berusaha, tetap saja insan bukanlah tandingan alam. Berikut ini yaitu contoh-contoh kejadian di mana konflik militer antar sesama insan berakhir akhir campur tangan alam.
Badai yang Menggagalkan Invasi Bangsa Mongol
Mongol pada Abad Pertengahan merupakan bangsa yang amat ditakuti berkat ketangguhannya di medan perang. Pada masa jayanya, wilayah kekuasaan bangsa Mongol membentang mulai dari Cina sampai Eropa Timur. Namun Jepang pada masa itu belum menjadi wilayah kekuasaan Mongol sebagai akhir dari daerahnya yang terpisah dari daratan Asia.
Pada tahun 1274, armada Mongol yang terdiri dari 500-900 kapal dan mengangkut lebih dari 30.000 tentara bertolak dari daratan Asia untuk menyerbu Kepulauan Jepang. Armada tersebut berhasil tiba di Teluk Hakata, Jepang.
Namun setelah itu, angin ribut tiba dan menenggelamkan 1/3 armada Mongol. Sebanyak 13.000 tentara Mongol tewas karam sehingga pasukan Mongol yang masih tersisa terpaksa kembali lagi ke Cina yang ketika itu dikuasai oleh Dinasti Yuan Mongol.
Bukannya kapok, bangsa Mongol lalu mengumpulkan kembali prajurit untuk kembali menginvasi Jepang. Pada tahun 1281, pasukan Mongol kembali ke Jepang dengan diperkuat oleh 4.400 kapal dan 140.000 tentara.
Alam lagi-lagi menawarkan keberpihakannya pada Jepang. Pada tanggal 15 Agustus, kapal-kapal Mongol karam akhir diterjang badai. Sahabat anehdidunia.com sebanyak separuh tentara mereka tewas karam dan hampir seluruh kapal mereka hancur.
Hanya sebagian kecil prajurit Mongol yang berhasil kembali ke Cina. Mereka yang selamat namun terdampar di Jepang ditangkap dan dibunuh oleh prajurit Jepang. Sesudah itu, bangsa Mongol tidak pernah lagi mencoba menginvasi Jepang.
Bangsa Jepang di lain pihak percaya jikalau angin ribut ini terjadi alasannya ilahi berpihak kepada mereka. Oleh alasannya itulah, orang Jepang lalu menyebut angin ribut ini dengan nama Kamikaze (Angin Dewa).
Musim Dingin Rusia Melemahkan Militer Swedia
Jika seorang pakar militer dimintai saran mengenai cara menginasi Rusia, maka balasan yang bakal sering anda dengar yaitu menyerang Rusia sebelum demam isu masbodoh tiba. Sebagai negara besar yang lokasinya bersahabat dengan Kutub Utara, Rusia populer mempunyai demam isu masbodoh yang amat keras.
Jika demam isu masbodoh tiba ketika perang masih berlanjut, maka pasukan yang sedang menyerbu sebaiknya segera ditarik mundur dari Rusia daripada harus menderita kerugian yang sesungguhnya dapat dihindari. Sudah banyak pemimpin militer yang menawarkan kedigdayaan ketika berperang di front lain, namun mati kutu ketika harus berperang di Rusia pada demam isu dingin. Sahabat anehdidunia.com Napoleon Bonaparte dan Adolf Hitler yaitu beberapa di antaranya. Bahkan dapat dibilang, antiklimaks kejayaan mereka terjadi setelah kegagalan mereka di Rusia.
Namun sebelum pasukan Napoleon dan Hitler berjibaku di Rusia, ternyata sudah ada negara lain yang lebih dulu melakukannya – dan gagal. Negara tersebut yaitu Swedia yang pada masa ke-17 populer sebagai salah satu kekuatan regional di Eropa Utara.
Pada tahun 1708, pasukan Swedia yang berkekuatan 40.000 personil menyerbu wilayah Rusia. Pasukan Swedia pada masa itu mempunyai reputasi yang disegani alasannya mereka pernah mengalahkan pasukan-pasukan lain yang kekuatannya lebih besar dibandingkan mereka.
Sadar akan kehebatan yang dimiliki oleh pasukan Swedia, pasukan Rusia pun menentukan untuk mundur ke pedalaman negaranya sambil mengkremasi desa-desa yang mereka lewati. Tujuannya yaitu agar pasukan Swedia yang mengejar pasukan Rusia tidak dapat memanfaatkan desa-desa tadi untuk beristirahat atau mengisi perbekalan. Taktik ini dikenal sebagai seni administrasi bumi hangus.
Selain mengkremasi desanya sendiri, pasukan Rusia juga menyerang unit Swedia yang ditugaskan mengantarkan logistik. Sebagai akibatnya, pasukan Swedia pun mengalami problem kekurangan logistik. Masalah semakin runyam setelah pada tahun 1709, timbul demam isu masbodoh terdingin yang pernah melanda Eropa selama 5 masa terakhir.
Berada dalam kondisi kedinginan dan kelaparan, banyak tentara Swedia yang meninggal ketika beristirahat. Diperkirakan sebanyak puluhan ribu tentara Swedia meninggal selama demam isu masbodoh berlangsung.
Saat demam isu masbodoh berakhir, pasukan Swedia mencoba memanfaatkan sisa-sisa kekuatan yang ada untuk mengalahkan pasukan Rusia. Namun alasannya mereka kalah jauh dalam hal jumlah dan sudah kehilangan semangat tempur, pasukan Rusia yang berkekuatan 80.000 prajurit berhasil mengalahkan pasukan Swedia. Hanya 543 tentara Swedia yang berhasil selamat seusai perang di Rusia.
Badai yang Memporak Porandakan Armada Spanyol
Pada tahun 1588, raja Spanyol Philip II ingin mengganti ratu Inggris Elizabeth yang menganut agama Kristen Anglikan dengan raja lain yang menganut agama Katolik. Maka, Philip lalu mengirimkan 130 kapal perang ke Flanders, Belgia, untuk menjemput 30.000 tentara yang sudah disiagakan di sana.
Dari sana, pasukan adonan tersebut rencananya akan menginvasi Inggris secara langsung. Namun planning tersebut berhasil diketahui oleh Inggris. Maka ketika armada Spanyol hendak melintasi selat yang terletak di antara Inggris dan Perancis, pasukan Inggris mencegat armada Spanyol terlebih dahulu di lepas pantai Plymouth.
Sesudah itu, pasukan Inggris dan Spanyol beberapa kali terlibat kontak senjata. Pasukan Spanyol akhirnya mengalami kekalahan telak ketika angin ribut menghempaskan armada Spanyol. Berada dalam kondisi kekurangan logistik, pasukan Spanyol yang ditugaskan untuk menyerbu Inggris terpaksa membatalkan rencananya dan kembali ke Spanyol.
Nasib jelek masih enggan meninggalkan Spanyol dalam perjalanan pulang mereka. Badai kembali menerjang armada Spanyol tersebut dan menenggelamkan sejumlah kapal beserta awaknya. Dari 130 kapal yang dikirim untuk menyerbu Inggris, hanya 60 kapal yang berhasil kembali dengan selamat. Sebanyak 15.000 tentara Spanyol juga tewas dalam ekspedisi ini.
Badai Pasir Menggagalkan Misi Rahasia Pasukan Amerika
Tahun 1979 merupakan tahun terpenting dalam sejarah modern Iran. Pasalnya semenjak tahun tersebut, Iran yang awalnya merupakan negara kerajaan menjelma negara republik Islam ibarat sekarang.
Peristiwa revolusi di tahun 1979 juga mengubah total korelasi antara Iran dengan Amerika Serikat (AS). Jika pada awalnya Iran dan AS merupakan sekutu dekat, maka seusai revolusi Iran dan AS bermusuhan satu sama lain.
Memburuknya korelasi antara Iran dengan AS dipicu oleh kejadian yang terjadi pada tanggal 4 November 1979. Pada tanggal tersebut, para pelajar Iran beramai-ramai memasuki Gedung Kedutaan Besar AS di Tehran dan menyandera 52 orang di dalamnya. Sahabat anehdidunia.com penyanderaan itu sendiri terjadi alasannya AS mempunyai korelasi bersahabat dengan rezim diktator Iran yang berkuasa sebelum terjadinya revolusi.
Melihat hal tersebut, presiden AS Jimmy Carter lalu memerintahkan militernya untuk menggelar operasi evakuasi khusus. Untuk keperluan operasi ini, militer AS mengerahkan pesawat angkut dan helikopter.
Namun ketika operasi dilaksanakan, muncul angin ribut pasir yang lalu menggagalkan keberhasilan operasi ini. Badai pasir mengaburkan pandangan pilot pesawat angkut sehingga pesawat yang dikendalikannya bertabrakan dengan helikopter.
Sebanyak 8 orang tewas akhir kecelakaan ini dan operasi evakuasi ini terpaksa dibatalkan. Namun para sandera di Kedubes sendiri akhirnya dibebaskan dengan selamat setelah ditawan selama berbulan-bulan.
referensi
https://listverse.com/2019/03/13/10-times-nature-ended-human-conflict/
https://www.irishcentral.com/roots/history/spanish-armada-ireland-black-irishhttps://en.wikipedia.org/wiki/Russian_Winter
0 Response to "Konflik Militer Kesannya Berakhir Jawaban Peristiwa Alam"
Post a Comment