Cara Seram Orang Zaman Dahulu Memperlakukan Mayat

Bagi banyak orang, selesai hayat tidak dianggap sebagai akhir, melainkan awal dari kehidupan yang baru. Itulah sebabnya masing-masing peradaban dan kebudayaan mempunyai caranya sendiri-sendiri dalam memperlakukan jasad seseorang yang sudah meninggal. Berikut ini yakni hal-hal yang dulu lazim dilakukan oleh orang-orang di banyak sekali belahan dunia kepada mereka yang sudah meninggal.

Menusuk Jantung Korban Bunuh Diri

 melainkan awal dari kehidupan yang gres Cara Menakutkan Orang Zaman Dahulu Memperlakukan Mayat

Bagi banyak kebudayaan, bunuh diri dianggap sebagai tindakan yang hina. Hal serupa juga berlaku di Inggris pada masa lampau. Bahkan di negara tersebut, bunuh diri ditetapkan sebagai tindakan kriminal. Jika ada seorang pelaku bunuh diri yang tidak berhasil mengakhiri hidupnya sendiri, ia bakal diperlakukan layaknya penjahat.

Jika seseorang berhasil melaksanakan bunuh diri hingga tewas, harta benda miliknya akan disita oleh negara. Oleh lantaran itulah, kalau seorang keluarga mengetahui kalau anggotanya ada yang tewas tanggapan bunuh diri, mereka akan menutup-nutupi penyebab orisinil selesai hayat korban supaya mereka tetap dapat mempunyai hak atas harta benda mendiang.

Salah satu alasan kenapa bunuh diri dianggap sebagai tindakan terlarang di Inggris yakni lantaran orang yang melaksanakan bunuh diri dipercaya tidak akan dapat berdiri kembali di kehidupan sehabis kematian. Sahabat anehdidunia.com atas pertimbangan tersebut, korban bunuh diri tidak diperbolehkan menjalani ritual penguburan sesuai dengan pedoman Kristen.

Masyarakat Inggris pada masa itu juga percaya bahwa kalau seseorang meninggal tanggapan bunuh diri, maka arwahnya akan menghantui rumahnya. Maka, kalau ada orang yang tertangkap tangan tewas tanggapan bunuh diri, mayatnya akan dikuburkan di persimpangan jalan. Mereka percaya bahwa dengan melaksanakan ini, arwahnya tidak akan dapat kembali ke rumahnya dulu.

Namun perlakuan kepada mayat korban bunuh diri masih belum berhenti hingga di sana. Bagian jantung korban juga akan ditusuk dengan kayu supaya arwahnya tidak dapat bangkit. Ada juga korban bunuh diri yang mayatnya sengaja dikuburkan di tepi bahari supaya arwahnya tidak dapat menghantui mereka yang masih hidup.

Mayat Bangsawan yang Meninggal di Luar Negaranya Bakal Dipotong-Potong

 melainkan awal dari kehidupan yang gres Cara Menakutkan Orang Zaman Dahulu Memperlakukan Mayat

Banyak orang yang mempunyai impian supaya dapat dimakamkan di tanah asalnya. Keinginan macam itu juga banyak dimiliki oleh kaum darah biru di Abad Pertengahan. Namun kendalanya yakni teknologi transportasi pada masa itu masih belum semaju sekarang. Makara ketika seorang darah biru meninggal di tempat yang jauh dari negaranya, jasadnya dapat keburu membusuk sebelum tiba di kampung halamannya.

Mengawetkan mayat sebelum dikirim ke kampung halamannya lantas menjadi metode yang banyak digunakan. Untuk keperluan ini, mula-mula orang yang bertugas menangani mayat sang darah biru akan mengeluarkan organ-organ dalam dari sang mayat dan kemudian menguburkan organ dalam tersebut di tempat ia meninggal.

Bagian lain dari badan sang mayat kemudian akan direndam dalam larutan cuka atau digarami. Sesudah itu, mayat tersebut akan diselimuti dengan kulit binatang dan diangkut ke kampung halamannya. 

Metode pengawetan ini sendiri tidak selalu berjalan manjur, terutama kalau perjalanan menuju kampung halaman sang mendiang memakan waktu hingga berbulan-bulan. Tidak jarang ketika mayatnya sudah tiba di tempat tujuan, mayatnya sudah berada dalam kondisi rusak dan tidak dapat lagi dikenali.

Sebagai solusi atas kurang efektifnya metode pengawetan macam itu, dikembangkanlah metode pengawetan gres yang dikenal dengan istilah mos teutonicus. Dalam metode ini, mayat sang darah biru akan dipotong-potong dan kemudian direndam dalam air mendidih. 

Proses ini menjadikan daging dari sang mayat terlepas dari tulangnya. Sesudah itu, tulang dari sang mayat akan dikirim ke kampung halamannya, sementara dagingnya dikuburkan di tempatnya meninggal. Namun kadang kala kepingan daging dari sang mayat tetap dikirim ke kampung halamannya meskipun tidak ada jaminan daging tersebut akan hingga dalam kondisi tetap utuh.

Karena metodenya yang terkesan sadis, mos teutonicus mempunyai gambaran yang kontroversial di kalangan umat Katolik Eropa. Paus Boniface VIII termasuk salah satu yang menentang mos teutonicus kendati kaum pemuka agama yang lain mendukung praktik ini.

Menara Pemakaman Kaum Zoroastrian

 melainkan awal dari kehidupan yang gres Cara Menakutkan Orang Zaman Dahulu Memperlakukan Mayat

Zoroastrian atau Majusi yakni nama dari agama kuno yang berasal dari daerah Persia. Kaum awam yang tidak familiar dengan agama ini kerap menyalahartikan penganut Zoroastrian sebagai penyembah api lantaran agama ini banyak memakai api dalam ritual keagamaannya.

Zoroastrian juga mempunyai cara pandangnya sendiri mengenai cara memperlakukan orang yang sudah meninggal. Di mata kaum Zoroastrian, seseorang yang sudah meninggal jasadnya sudah tidak lebih dari onggokan sampah yang mencemari dunia. Oleh lantaran itulah, jasadnya harus segera disingkirkan.

Karena kaum Zoroastrian melarang praktik memperabukan ataupun menguburkan mayat, mereka mempunyai metode khusus untuk menghilangkan mayat hingga tidak bersisa. Sahabat anehdidunia.com kaum Zoroastrian akan membangun menara tinggi di mana mayat akan diletakkan di kepingan puncaknya. Menara ini juga dikenal dengan sebutan Menara Kesunyian.

Karena tertarik akan bau busuk yang ditimbulkan oleh mayat, burung-burung bangkai akan berdatangan dan kemudian memakan mayat tadi hingga dagingnya habis tak bersisa. Yang tertinggal kini hanyalah onggokan tulang dari sang mayat.

Tulang belulang tersebut akan dijemur selama beberapa usang hingga benar-benar berada dalam kondisi kering. Setelah penjemuran selesai, tulang tersebut kemudian dihancurkan dan dibuang ke semacam sumur yang ada di tengah-tengah menara. 

Membakar Mayat untuk Memakan Abunya

 melainkan awal dari kehidupan yang gres Cara Menakutkan Orang Zaman Dahulu Memperlakukan Mayat

Praktik kremasi atau memperabukan mayat merupakan praktik yang sudah dilakukan di banyak peradaban semenjak masa Sebelum Masehi. Saat Romawi masih berdiri, memperabukan mayat merupakan metode yang jamak dipakai oleh penduduk Eropa. 

Namun ketika Katolik muncul menjadi agama gres yang lebih banyak didominasi di Eropa, praktik memperabukan mayat sempat ditinggalkan lantaran memperabukan mayat dianggap bakal menghalangi bangkitnya jiwa seseorang di kehidupan sehabis kematian.

Saat orang-orang Eropa mulai bermukim di Benua Amerika dan kelak mendirikan negara Amerika Serikat, referensi pikir tersebut masih tetap banyak dianut oleh penduduk setempat. Namun ketika jumlah mayat yang dimakamkan semakin banyak, praktik memperabukan mayat kembali dilirik lantaran sisa-sisa mayat yang bercampur dengan air tanah dianggap sebagai sumber penyakit yang berbahaya.

Suku pribumi Yanomami yang tinggal di pedalaman Hutan Amazon juga mengenal praktik memperabukan mayat. Namun apa yang menciptakan praktik kremasi mereka berbeda dari praktik kremasi peradaban-peradaban lainnya yakni setelah mayatnya terbakar hingga menjadi, mereka akan memakan debu tersebut.

Menurut iktikad orang Yanomami, kalau seseorang meninggal jiwanya akan tertahan. Untuk membebaskan jiwa tersebut, maka debu dari sang mendiang harus dimakan oleh mereka yang masih hidup. Mereka juga percaya bahwa kalau jiwa sang mendiang sudah bebas, jiwanya kemudian akan bermetamorfosis menjadi burung.

Walaupun terkesan menjijikan, suku Yanomami merasa kalau ritual ini harus dilakukan supaya jiwa dari sang mendiang tidak berada dalam kondisi terjebak selamanya. Dalam perang antar kelompok suku, yakni hal yang lumrah bagi suatu kelompok untuk membiarkan jasad lawannya berada dalam kondisi terlantar supaya jiwanya tidak akan dapat ke mana-mana.

referensi:
https://www.ancient-origins.net/history/staked-through-heart-and-buried-crossroads-profane-burial-suicides-008095
https://listverse.com/2014/11/06/10-creepy-facts-about-historical-burials/
http://tripfreakz.com/offthebeatenpath/endocannibals-of-yanomami-tribe

0 Response to "Cara Seram Orang Zaman Dahulu Memperlakukan Mayat"

Post a Comment

APK NONTON BARENG
FILM TERBARU
APK NONTON BARENG
FILM TERBARU
APK NONTON BARENG
FILM TERBARU
APK NONTON BARENG
FILM TERBARU